Jakarta, CNBC Indonesia - Sempatbergerakantara zona hijau dan merah,Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya ditutup di zona merah, melanjutkan pelemahan lima hari beruntun dengan penurunan tipis 3 poin atau 0,05% pada level 6.023.
Untuk perdagangan hari ini Kamis (28/11/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi IHSG akan ditutup menguat. Rentang pergerakannya diperkirakan pada level 6.010 hingga 6.100.
Dari bursa saham Amerika Serikat (AS), tiga indeks utama kembali ditutup hijau. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 42 poin atau 0,15%, indeks S&P 500 terangkat 13 poin atau 0,42%, dan Nasdaq bertambah 57 poin atau 0,66%.
Penguatan Wall Street ditopang oleh pembacaan kedua data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019 yang direvisi ke atas menjadi 2,1% secara kuartal yang disetahunkan (annualized). Lebih baik ketimbang pembacaan pertama sebesar 1,9% maupun kuartal sebelumnya yang mencapai 2%.Revisi ke atas cukup mengejutkan, dan membuat pelaku pasar lebih optimistis menghadapi kuartal IV-2019. "Kuartal IV sepertinya lebih baik," ujar Michael Feroli, Ekonom JP Morgan yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.
Sontak, Bank Sentral AS (The Federal Reserve) cabang Atlanta mengubah proyeksi pertumbuhan ekonominya untuk kuartal IV-2019, dari 0,4% menjadi menjadi 1,7%."Setelah rilis data hari ini, perkiraan untuk pertumbuhan konsumsi dan investasi berubah dari 1,7% dan -3% menjadi 2% dan -1,7%. Sementara kontribusi net ekspor ke pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) naik dari -0,2 poin persentase menjadi 0,39 poin persentase," sebut The Fed Atlanta dalam keterangan tertulis.
Dari dalam negeri, investor asing masih terus melepas portofolio investasinya dengan mencatatkan jual bersih (net sell) senilai Rp 357 miliar di pasar reguler yang membuat bursa kedodoran karena saham blue chip yang dilepas. Net sell asing sejak awal tahun sudah mencapai Rp 25,52 triliun, yang menjadi salah satu penyebab kinerja IHSG masih minus 2,77% hingga hari Rabu (27/11/2019).
Secara teknikal, IHSG hari ini berpotensi menguat menguji Level penghalang kenaikannya (resistance level) yang berada di 6.100. Potensi penguatan terlihat dari pola doji yang disertai ekor, yang menandakan tekanan belimulai muncul kembali.
Selain itu, dua indikator teknikal memberi sinyal IHSG telah memasuki level jenuh jualnya (oversold), yakni indikator RSI dan Stochastic Slow yang mengukur momentum pergerakan pada grafik.
Sumber: Tim Riset CNBC Indonesia, Grafik: Refinitiv
|
TIM RISET CNBC INDONESIA
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2XVtLFD
via IFTTT
No comments:
Post a Comment