Pages

Wednesday, October 23, 2019

Ada Optimisme Damai Dagang, Bursa Saham China Dibuka Naik

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham China dan Hong Kong mengawali perdagangan hari ini, Kamis (24/10/2019), di zona hijau.

Pada pembukaan perdagangan, indeks Shanghai naik 0,08% ke level 2.944,01, sementara indeks Hang Seng menguat 0,32% ke level 26.651,03.

Optimisme bahwa AS-China akan bisa meneken kesepakatan dagang tahap satu pada bulan depan sukses memantik aksi beli di bursa saham China dan Hong Kong. Wakil Menteri Luar Negeri China Le Yucheng mengatakan bahwa AS dan China telah mencapai perkembangan dalam negosiasi dagang kedua negara, seperti dilansir dari Reuters.


Menurut Le, segala perbedaan yang ada antara AS dan China bisa diselesaikan selama keduanya menghormati satu sama lain.

"Selama kita saling menghormati satu sama lain dan bekerjasama dengan azaz keadilan, tidak ada perbedaan yang tak dapat diselesaikan antara China dan AS," kata Le.

"Yang China inginkan adalah memberikan kehidupan yang lebih baik bagi rakyatnya. Kami tak ingin merenggut apapun dari pihak lain. Tidaklah ada ceritanya bahwa China ingin menggantikan ataupun mengancam pihak lain," katanya guna semakin mendinginkan suasana dengan AS.

Dirinya kemudian menjelaskan bahwa AS dan China telah mencapai banyak hal melalui kerjasama selama bertahun-tahun.

"Untuk apa kita melepaskan capaian-capaian dari kerjasama tersebut?"

Jika benar AS-China bisa meneken kesepakatan dagang tahap satu pada bulan depan, tentu ini akan menjadi kabar yang sangat positif bagi perekonomian kedua negara lantaran roda perekonomian akan bisa dipacu untuk berputar lebih kencang.

Asal tahu saja, kesepakatan dagang AS-China bisa menjadi kunci untuk membebaskan kedua negara dari yang namanya hard landing alias perlambatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

Untuk diketahui, pada tahun 2018 International Monetary Fund (IMF) mencatat perekonomian AS tumbuh sebesar 2,857%, menandai laju pertumbuhan ekonomi tertinggi sejak tahun 2015.

Pada tahun 2019, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi AS melambat menjadi 2,6%. Untuk tahun 2020, pertumbuhan ekonomi AS diproyeksikan kembali merosot menjadi 1,9% saja.

Beralih ke China, pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2019 diproyeksikan melandai ke level 6,2%, dari yang sebelumnya 6,6% pada tahun 2018. Pada tahun depan, pertumbuhannya kembali diproyeksikan melandai menjadi 6%.

Pada pukul 15:30 WIB, data ekspor dan impor Hong Kong periode September 2019 akan dirilis.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/32HD8dX
via IFTTT

No comments:

Post a Comment