Senin lalu (23/9/2019) harga emas Antam di gerai Butik Emas LM Pulau Gadung per gramnya mencapai Rp. 707.000. Harga cenderung naik hingga hari Rabu (25/9/2019) mencapai Rp. 720.000 per gram. Namun setelah terbang hingga tiga belas ribu sejak senin, harga emas Antam kembali merosot. Pada Jumat kemarin, harga emas Antam kembali ke harga Rp. 713.000 per gram.
Harga dan ketersediaan emas di tiap gerai bisa berbeda-beda. Namun harga emas tersebut sudah termasuk PPh 22 sebesar 0,9%. Masyarakat yang ingin mendapatkan potongan pajak yang lebih rendah 0,45% dapat menyertakan NPWP saat membeli.
Naik turunnya harga emas biasanya dipengaruhi oleh banyak faktor seperti nilai tukar rupiah, penawaran dan permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, tingkat suku bunga hingga harga emas global.
Apabila ditinjau dari sisi nilai tukar rupiah sebenarnya permintaan emas Antam bisa menguat, mengingat harga emas Antam dibanderol dalam rupiah. Rupiah yang melemah membuat harga emas Antam jadi lebih murah dan otomatis jadi semakin menggiurkan untuk dibeli. Namun ternyata pelemahan rupiah seminggu terakhir ini belum mampu mengerek harga si logam mulia karena ada isu lain yang jauh lebih kuat.
Pergerakan harga emas Antam dalam sepekan terakhir mengikuti pergerakan harga emas global di pasar spot. Ketika harga emas global di pasar spot naik maka harga emas produksi PT Aneka Tambang cenderung terkerek naik. Ketika harga emas global turun begitupun harga emas Antam.
Dari Senin-Selasa minggu ini, harga emas global di pasar spot naik 0,65%. Namun setelah itu harga emas harus kembali anjlok di harga US$ 1.503,75 pada Rabu (25/9/2019) atau terkoreksi 1,81%. Sejak Rabu-Jumat harga emas global terus tertekan.
Harga emas global yang cenderung kembali terkoreksi pada minggu ini diakibatkan oleh beberapa sentimen terutama tentang pertumbuhan ekonomi AS. Pada pembacaan final angka pertumbuhan ekonomi AS kuartal kedua tercatat di angka 2%. Itu artinya angka pertumbuhan ekonomi AS tidak dikoreksi sejak pembacaan kedua. Angka pertumbuhan ekonomi AS masih cukup kinclong walau melambat.
Ketika ekonomi AS masih mencatatkan pertumbuhan yang positif artinya AS kekhawatiran akan terjadinya resesi agak reda. Ketika kekhawatiran terhadap resesi mereda maka risk appetite investor kembali pulih dan mulai meninggalkan aset safe haven seperti emas. Namun harga emas yang masih tinggi tampaknya tetap mengindikasikan bahwa investor masih was - was dan masih siap memantau kelanjutan negosiasi dagang AS-China yang akan berlangsung pada 10-11 Oktober nanti. Kalau negosiasi masih alot ya tidak menutup kemungkinan harga emas global dan Antam masih bisa naik.
(TIM RISET CNBC INDONESIA)
(twg/twg)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2o2C1Gd
via IFTTT
No comments:
Post a Comment