Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham domestik pada perdagangan Rabu kemarin (4/9/2019) ditutup menguat 0,13% ke posisi 6.269,66 poin meski di awal perdagangan ditransaksikan melemah.
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) senada dengan mayoritas bursa saham utama di Benua Kuning yang juga mencatatkan kenaikan. Indeks Hang Seng meroket 3,9%, indeks Shanghai menguat 0,93%, indeks Kospi naik 1,16%, indeks Straits Times menguat 1,47%, dan indeks Nikkei naik 0,12%.
Untuk perdagangan Kamis ini (5/9/2019, beberapa aksi korporasi dan peristiwa emiten bisa menjadi referensi untuk mengambil keputusan investasi.
1.Sokong PT Timah, Bank Mandiri Tambah Pembiayaan Rp 150 M
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menambah portofolio pembiayaan percepatan penerimaan pembayaran (supply chain financing) kepada PT Timah Tbk. (TINS). Pembiayaan ini ditujukan untuk mempercepat pembayaran kepada mitra perusahaan dengan nilai awal senilai Rp 150 miliar.
Direktur Retail Banking Bank Mandiri Donsuwan Simatupang mengatakan pembiayaan ini menggunakan skema Fasilitas Accepted Invoice Financing. Selama ini, skema tersebut hanya diberikan Mandiri kepada rumah sakit untuk membayarkan tagihan ke mitra-mitra rumah sakit tersebut.
"Ini merupakan kelanjutan kerja sama yang sudah berjalan sangat baik. Kerja sama supply chain financing, yakni memberikan bridging loan supaya mitra butuh cash flow bisa di-bridging biar volume usaha berjalan dengan baik. Selama ini sudah ada ke rumah sakit yang merupakan mitra BPJS [BPJS Kesehatan], hari ini dengan PT Timah," kata Donsuwan di Plaza Mandiri, Rabu (4/9/2019).
2.Merger Axiata-Telenor Ditargetkan November, Apa Kata Bos XL?
Manajemen PT XL Axiata Tbk (EXCL) menyatakan pihaknya masih menunggu rencana induk perusahaan yakni Axiata Group Bhd Malaysia yang masih dalam proses merger dengan perusahaan telekomunikasi Norwegia, Telenor ASA. Dampak merger tersebut dinilai akan positif bagi perusahaan.
"Sebetulnya ini rencana merger bukan di level korporasi kami [EXCL], tapi info lebih jelas ke shareholders [pemegang saham] kami. Tapi bisa saya share adalah due dilligence [uji tuntas] masih berjalan," kata Presiden Direktur EXCL Dian Siswarini, dalam talkshow di CNBC Indonesia, Rabu (4/9/2019).
"Kedua pihak masih intensif supaya merger, sangat kuat [rencana ini]. Nantinya Grup Axiata juga akan punya partner global yang kuat, partneryang baru juga akan membawa teknologi dan experience. Juga banyak hal yang bisa kami pelajari dan kerjasamakan," kata Dian.
Sebelumnya Chief Executive Officer Axiata Group Jamaludin Ibrahim menyatakan rencana merger dengan Telenor masih berjalan kendati media lokal melaporkan bahwa aksi korporasi terbesar di industri telekomunikasi ini berpotensi memicu masalah besar di kemudian hari. Pembicaraan dengan Telenor kemungkinan akan memakan waktu 3-6 bulan dengan target penyelesaian pada November mendatang.
3.Stock Split, Harga Saham Anak Usaha Saratoga Bakal Rp 1200-an
PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) berencana untuk memecah nilai nominal sahamnya (stock split) dengan nilai rasio 1:5. Ini berarti nilai nominal saham yang semula sebesar Rp 100/saham akan dipecah menjadi Rp 20/saham.
Dengan demikian setiap 1 unit saham yang saat ini dipegang oleh pemegang saham, setelah stock split akan bernilai setara 5 unit saham.
Rencananya tersebut disampaikan oleh manajemen perusahaan seiring dengan undangan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 25 September 2019 pukul 14:00 WIB mendatang.
Lebih lanjut, dalam undangan tersebut, MDKA menyampaikan bahwa pemecahan nilai nominal saham dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan likuiditas perdagangan perusahaan.
4.Dikejar Bayar Utang Akhir September, Begini Upaya APLN
Manajemen PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) menegaskan tidak punya rencana untuk menjual aset milik perseroan meski perseroan saat ini memiliki utang jatuh tempo pada akhir bulan ini.
Menurut Corporate Secretary APLN Justini Omas, manajemen dan pemegang saham APLN memiliki komitmen untuk membayar kewajiban tersebut.
"Pada intinya manajemen dan pemegang saham APLN memiliki komitmen yang kuat untuk menyelesaikan kewajiban kami sesuai mekanisme dan waktu yg telah disepakati," kata Justini kepada CNBC Indonesia, Selasa (3/09/2019).
Utang perseroan yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat adalah fasilitas pinjaman senilai Rp 1,17 triliun yang telah diperpanjang hingga 30 September 2019 dari sebelumnya pada 6 Juni 2019.
5. UOB Asset Management Caplok PG Asset Management
Satu lagi perusahaan manajer investasi (MI) global masuk ke pasar modal domestik. Kali ini UOB Asset Management Ltd (UOBAM) masuk ke Indonesia dengan mengakuisisi 75% kepemilikan saham PT PG Asset Management (PGAM).
CEO UOB Asset Management Thio Boon Kiat mengatakan potensi industri aset manajemen di Indonesia kuat yang ditopang oleh pertumbuhan ekonomi dan peningkatan solusi investasi dari individu maupun institusi untuk melindungi dan mengembangkan aset.
"Akuisisi di Indonesia juga akan memberikan kami kesempatan untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan salah satu ekonomi terbesar di ASEAN, yang pada akhirnya berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan usaha kami," kata Thio dalam siaran pers, Rabu (04/09/2019).
from CNBC Indonesia https://ift.tt/30YgME6
via IFTTT
No comments:
Post a Comment