Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, menyebut bahwa mayoritas konstruksi kereta cepat atau sepanjang 80 km dibangun layang atau elevated. Senin (30/9/2019) kemarin, tahap awal pembangunan jalur elevated dimulai.
Girder atau balok layang perdana proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung akhirnya dipasang. Kegiatan ini jadi tonggak penting bagi proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung yang mulai groundbreaking Januari 2016 lalu.
Prosesi peletakan girder pertama tersebut dilaksanakan di casting yard 1 proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, yang ada di sisi KM26 Tol Jakarta-Cikampek, sekitar Gerbang Tol Cikarang Utama.
Foto: Progres konstruksi Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) makin dikebut dengan telah selesainya proses perakitan mesin Tunnel Boring Machine (TBM) yaitu alat bor raksasa yang didatangkan khusus dari Zhanghuabang Wharf, Shanghai Tiongkok. Sejak pertama kali dirakit pada pertengahan Februari 2019, alat bor raksasa ini kini segera dioperasikan menembus lapisan tanah di bawah tol Cikampek mulai KM 3+300, dari arah Jakarta. (Dok. KCIC)
|
Rini mengatakan bahwa prosesi ini tak lepas dari kerja sama yang baik antara Indonesia dengan China. "Termasuk partnership dari Tiongkok. Ini semua tidak bisa terjadi kalau tidak ada saling kepercayaan," ungkapnya.
Ia berterima kasih kepada Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Republik Indonesia Xiao Qian. Rini bilang, Xiao Qian kerap mengingatkan tahapan-tahapan penting dalam proyek ini.
"Tidak terlepas kerja kerasnya Pak Dubes sejak datang. Bawa catatan, ini belum lho Bu. Kalau tidak saya juga lupa. Sering kali kalau anak buah saya sendiri suka takut ngasih tahu kalau ada yang belum selesai," katanya.
Sebagai informasi, struktur elevated mendominasi hampir 60% jalur kereta cepat sepanjang 142,3km. Sisanya, jalur kereta digarap at grade, di antaranya melalui beberapa terowongan menembus bukit.
"16,9 Km itu terowongan, sisanya subgrade atau landed di atas tanah," katanya.
"Sampai tahun ini Insya Allah kita targetkan selesainya 50%," ungkap mantan Presdir Astra International ini.
Secara keseluruhan, pembangunan fisik ditargetkan rampung pada akhir 2020. Selanjutnya, pada pertengahan 2021 diharapkan kereta cepat Jakarta-Bandung sudah bisa beroperasi.
Menyongsong operasional itu, Rini Soemarno bakal mengirim putra-putri Indonesia ke China terkait kemampuan sumber daya manusia (SDM) untuk mengoperasikan kereta cepat. Kereta cepat Jakarta-Bandung akan menjadi yang pertama di Asia Tenggara.
"Putra-putri Indonesia akan belajar ke Republik Rakyat Tiongkok untuk bisa mengoperasikan kereta cepat ini," urainya.
Rini bilang, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan bentuk kerja sama yang saling menguntungkan antara Indonesia dan China. Ia bilang, SDM Indonesia bisa belajar teknologi baru sebagai modal awal membangun Indonesia ke depan.
"Ini akan menjadi kereta cepat pertama di Asia tenggara. Kita bisa buktikan ke negara lain bahwa Indonesia mampu," urainya.
Lebih lanjut, dalam kolaborasi RI-China juga tampak mesra dalam proyek pembangunan lintasan layang kereta cepat. Dia menyebut, pilar-pilar beton yang ditancapkan sebagai penyangga jalur layang merupakan buatan BUMN PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
"Hebatnya, kakinya yang bikin Wijaya Karya, yang bikin girder Sinohydro dari Tiongkok. Inilah partnership sebaik-baiknya yang harus kita manfaatkan betul," imbuhnya.
Dia mengatakan WIKA belajar banyak dari proyek ini. Pasalnya, tiap girder yang dipasang memiliki berat 900 ton. Beban tersebut menjadi rekor girder terberat di semua proyek RI.
"Saya lihat Wika belajar banyak, bisa bikin cagak, kaki, yang bentuknya enggak kotak-kotak lagi. Tapi cantik," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC), Chandra Dwiputra mengatakan bahwa proses instalasi ini dapat menjadi semangat untuk mewujudkan kereta cepat sebagai solusi masyarakat perkotaan dalam bertransportasi antar kota dengan cara dan nuansa yang baru.
"Kereta cepat Jakarta Bandung hadir sebagai solusi masyarakat dalam bertransportasi antar kota, menawarkan kecepatan dari segi waktu, sehingga perjalanan lebih aman, efektif, efisien, dan nyaman," ujar Chandra dalam sambutannya.
Foto: Penandatanganan perjanjian kerjasama antara PT KCIC dan Kodam III/Siliwangi. (CNBC Indonesia/Fikri Muhammad)
|
Pekerjaan konstruksi proyek kereta cepat dilakukan secara massif di berbagai titik untuk mempercepat proses pembangunan. Selain Tunnel Walini yang telah berhasil ditembus pada pertengahan Mei 2019 lalu, saat ini juga sedang dilakukan proses konstruksi pada 12 tunnel lainnya baik dari sisi inlet maupun dari sisi outlet.
Secara paralel, persiapan pembangunan juga terus dilakukan pada bangunan prasarana kereta cepat seperti stasiun di keempat titik yakni Halim, Karawang, Walini, Tegalluar dan depo yang berlokasi di Tegalluar.
Melaju melintasi Halim hingga Tegalluar dengan waktu tempuh 36 menit (untuk perjalanan langsung) hingga 46 menit (untuk perjalanan tidak langsung), kereta cepat akan menjadi moda transportasi massal tercepat di Indonesia. Kapasitas penumpang dicanangkan 601 orang tiap perjalanan.
Adapun pembebasan lahan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sudah mencapai 99,03%. Artinya, tidak sampai 1% semua lahan yang dibutuhkan sudah terbebas.
Direktur Jenderal Pengadaan Tanah Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Arie Yuriwin, merinci sisa kebutuhan tanah yang belum terbebas.
"Jadi 1% saja, hanya tanah-tanah sisa yang terdampak saja," ungkapnya ketika di temui di lokasi di casting yard 1 proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, di sisi KM26 Tol Jakarta-Cikampek, pada acara pemasangan girder perdana kereta cepat, Senin (30/9/2019).
Adapun yang belum terselesaikan tinggal beberapa titik di wilayah Kabupaten Bandung Barat. Seluruh pengadaan lahan ditargetkan sudah rampung pada akhir Oktober 2019.
"1% itu sekitar 1,4 km. Karena masih ada keberatan harga dan sekarang sedang kita proses untuk konsinyasi," imbuhnya. Konsinyasi merupakan mekanisme menitipkan kompensasi pembebasan lahan di pengadilan.
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2oGcpiy
via IFTTT
No comments:
Post a Comment