Pages

Friday, August 30, 2019

Suka Nyinyirin Sri Mulyani Soal Utang? Coba Lihat Faktanya

 Pada awal Februari 2019, Menteri Keuangan SriMulyaniIndrawati menuliskan sebuah puisi yang kemudiandiunggah keakunFacebook-nya. Puisi tersebut merupakan respons dari SriMulyani atas serangan dariPrabowoSubianto yang menyebutnya 'Menteri pencetak Utang'.


"Kalau menurut saya, jangan disebut lagi-lah ada Menteri Keuangan, mungkin Menteri Pencetak Utang. Bangga untuk utang, yang suruh bayar orang lain," ujar Prabowo pada Januari silam, kala dirinya sedang bertarung dalam kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2019.

BACA:
Terharu! Sri Mulyani Tulis Puisi untuk Prabowo soal Utang

“KAMI TIDAK PERNAH LELAH MENCINTAI DAN MEMBANGUN INDONESIA”Sri Mulyani Indrawati - Menteri Keuangan Republik Indonesia

Kutipan di atas penggalan bagian akhir dari puisi nan-emosional yang dituliskan oleh wanita kelahiran 26 Agustus 2019 tersebut.

Rasanya, semua orang akan setuju bahwa Sri Mulyani Indrawati merupakan sosok penghuni kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang paling banyak disorot.

Maklum saja, dirinya merupakan arsitek keuangan republik ini. Maju-tidaknya Indonesia, sejahtera-tidak rakyatnya, akan sangat ditentukan oleh kebijakan yang diambil oleh Sri Mulyani yang sempat memegang posisi prestigius yakni Direktur Pelaksana Bank Dunia, sebelum pada akhirnya Jokowi berhasil mengetuk hatinya untuk kembali menjadi Menteri Keuangan pada Juli 2016 silam.

Seperti yang diketahui, sebelum kembali ke Indonesia untuk menjadi Menteri Keuangan lagi, Sri Mulyani sempat menjabat posisi yang sama di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Salah satu sorotan yang banyak diberikan masyarakat ke Sri Mulyani memang terkait dengan utang. Penyebabnya, tambahan utang pemerintah di era Jokowi terbilang pesat jika dibandingkan dengan era pemerintahan sebelumnya.

Pada periode satu Presiden SBY (2005-2009), tercatat tambahan utang pemerintah pusat adalah senilai Rp 291 triliun. Beralih ke periode satu Presiden Jokowi (2015-2019), tambahan utang pemerintah pusat meroket menjadi Rp 1.995 triliun. Data untuk tahun 2019 yang digunakan barulah data hingga Juli 2019. Dipastikan sampai akhir tahun 2019, tambahan utang di periode satu Jokowi akan semakin besar.


Banyak sekali masyarakat yang suka 'nyinyir' terkait tambahan utang di era Sri Mulyani.

"Hahahaha ga ada cara selain ngutang apa bagusnya kamu jadi menkeu."

"Kalau kau berhutang, kami yang bayar. Ooo.. Terima kasih wahai ibu mentri. Karena jasa mu lah, kami semua rakyat Indonesia punya hutang 13 juta rupiah per kepala."

"Kau bangun Jalan tol, yang hanya dinikmati golongan menengah keatas. Rakyat kecil yang menanggung utangnya, kau naikkan tarif listrik tanpa pandang bulu, BBM kau naikkan. Segala hajat hidup orang banyak kau pajaki. BPJS kau suruh bayar kami yang tak mampu. Sudahilah, kami lelah melihat kalian. 2019 ganti presiden."

Demikian beberapa 'nyinyiran' yang diposting di kolom komentar CNBC Indonesia dan ditujukan ke Sri Mulyani.

Tapi, apa iya Sri Mulyani itu gegabah dalam masalah pengelolaan utang?

BERLANJUT KE HALAMAN 2 -> Dunia Ini Berjalan Dengan Defisit Fiskal

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2PsTNzP
via IFTTT

No comments:

Post a Comment