Pages

Sunday, August 25, 2019

Perang Dagang Bikin Merinding, Indeks Shanghai Ambruk 1,6%!

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham China dan Hong Kong babak belur pada perdagangan hari ini. Pada pembukaan perdagangan, indeks Shanghai ambruk 1,6% ke level 2.851,02, sementara indeks Hang Seng merosot 3,27% ke level 25.322.

Eskalasi perang dagang AS-China menjelang akhir pekan memantik aksi jual dengan intensitas yang begitu besar di bursa saham China dan Hong Kong. Eskalasi pertama dari pengumuman China bahwa pihaknya akan membebankan bea masuk bagi produk impor asal AS senilai US$ 75 miliar. Pembebanan bea masuk tersebut akan mulai berlaku efektif dalam dua waktu, yakni 1 September dan 15 Desember. Bea masuk yang dikenakan China berkisar antara 5%-10%.

Lebih lanjut, China juga mengumumkan pengenaan bea masuk senilai 25% terhadap mobil asal pabrikan AS, serta bea masuk sebesar 5% atas komponen mobil, berlaku efektif pada 15 Desember. Untuk diketahui, China sebelumnya telah berhenti membebankan bea masuk tersebut pada bulan April, sebelum kini kembali mengaktifkannya.

"Sebagai respons terhadap tindakan AS, China terpaksa mengambil langkah balasan," tulis pernyataan resmi pemerintah China, dilansir dari CNBC International.

Eskalasi berikutnya datang dari langkah AS yang merespons bea masuk balasan dari China dengan bea masuk versinya sendiri. Melalui cuitan di Twitter, Trump mengumumkan bahwa per tanggal 1 Oktober, pihaknya akan menaikkan bea masuk bagi US$ 250 miliar produk impor asal China, dari yang saat ini sebesar 25% menjadi 30%.

Sementara itu, bea masuk bagi produk impor asal China lainnya senilai US$ 300 miliar yang akan mulai berlaku pada 1 September (ada beberapa produk yang pengenaan bea masuknya diundur hingga 15 Desember), akan dinaikkan menjadi 15% dari rencana sebelumnya yang hanya sebesar 10%.

"...Yang menyedihkan, pemerintahan-pemerintahan terdahulu telah membiarkan China lolos dari praktek perdagangan yang curang dan tidak berimbang, yang mana itu telah menjadi beban yang sangat berat yang harus ditanggung oleh masyarakat AS. Sebagai seorang Presiden, saya tak lagi bisa mengizinkan hal ini terjadi!...." cuit Trump melalui akun @realDonaldTrump.

Dengan eskalasi perang dagang tersebut, laju perekonomian China dipastikan akan semakin tertekan.

Di sisi lain, tekanan yang begitu besar yang menerpa bursa saham Hong Kong juga dimotori oleh aksi demonstrasi yang terus saja terjadi di sana. Kemarin (25/8/2019), aksi demonstrasi kembali digelar di Hong Kong dan berakhir dengan ricuh, di mana polisi sampai menembakkan senjata api ke langit. Lebih lanjut, aparat kepolisian Hong Kong untuk kali pertama menembakkan water cannon ke arah demonstran.

Aksi demonstrasi ini dilakukan untuk menuntut pemerintah Hong Kong melakukan reformasi, pasca sebelumnya pemerintahan Carrie Lam mengajukan rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi yang mendapatkan kecaman dari berbagai elemen masyarakat Hong Kong. RUU ini pada akhirnya dimatikan sendiri oleh Lam.

RUU ini sebelumnya dipandang sebagai masalah besar oleh masyrakat Hong Kong, beserta juga kalangan internasional. Pasalnya, kebebasan berpendapat yang selama ini menjadi salah satu pembeda utama antara China dan Hong Kong bisa musnah karenanya.

Simpelnya, bisa saja orang di Hong Kong (baik itu warga negara maupun bukan) ditangkap dan kemudian dikirim ke China untuk diadili hanya karena postingan di sosial media yang dianggap merendahkan pemerintah China.

Pada pukul 15:30 WIB, data perdagangan internasional Hong Kong periode Juli 2019 akan dirilis.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2KTLAjM
via IFTTT

No comments:

Post a Comment