Dilansir BBC, peluncuran itu terjadi pada pukul 02.59 dan 03.23 waktu seempat. Rudal diluncurkan dari Yonghung, selatan provinsi Hamgyong, ke arah Laut Timur, Jepang. Demikian laporan Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
Analis dari The Federation of American Scientist Ankit Panda, area peluncuran belum pernah digunakan sebelumnya.
Sebelumnya, Korut menembakkan rudal masing-masing pada 25 Juli dan 31 Juli. Dalam sebuah wawancara dengan Fox Business News, Kamis (1/8/2019), Penasehat Keamanan Nasional AS John Bolton, menjelaskan sikap Trump yang tetap tenang menyikapi provokasi Korut.
"Penembakan rudal ini tidak melanggar janji yang dibuat Kim Jong Un kepada presiden tentang rudal balistik jarak antarbenua," katanya seperti dikutip Reuters.
Namun, Bolton menekankan bahwa yang perlu diperhatikan adalah kapan kedua negara akan kembali mengadakan pembicaraan mengenai denuklirisasi di semenanjung Korea.
Foto: Donald Trump Bertemu Kim Jong Un (KCNA via REUTERS)
|
Seperti diketahui, pada akhir Juni lalu, Trump dan Kim sepakat untuk mengadakan kembali perundingan mengenai denuklirisasi setelah bertemu di Zona Demiliterisasi Korea (DMZ).
Namun rencana ini banyak dipertanyakan setelah Korut meluncurkan uji coba dua rudal jarak pendek ke sekitar laut Jepang pada pertengahan Juli lalu. Bahkan beberapa hari lalu Korut kembali menembakkan rudal sejenis.
Profesor di Institut Teknologi Massachusetts Vipin Narang mengatakan, uji coba rudal itu adalah bagian dari pendekatan yang dilakukan Kim dari sisi diplomasi.
"Dia mengatakan akan membutuhkan lebih dari sekadar foto untuk membuat segalanya bergerak," katanya.
Dia juga mengatakan uji coba itu merupakan pengingat bahwa apabila AS dan sekutu gagal meraih kesepakatan, maka Korut akan terus meningkatkan kapasitas persenjataan nuklir.
(miq/miq)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2YDHcsy
via IFTTT
No comments:
Post a Comment