Pages

Tuesday, August 27, 2019

China Bantah Klaim Trump, Straits Times Kembali Grogi

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham acuan Singapura kembali grogi pada perdagangan hari ini (28/8/2019) dengan dibuka di zona merah.

Indeks Straits Times memulai perdagangan dengan melemah tipis 0,04% ke level 3.066,31 poin, di mana dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, 12 saham yang mencatatkan kenaikan harga, 15 saham melemah, dan 3 saham tidak mencatatkan perubahan harga.

Pasar keuangan Negeri Singa kembali diliputi kekhawatiran setelah pihak China kembali menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah menghubungi delegasi dagang Amerika Serikat (AS), seperti yang disampaikan Presiden AS Donald Trump pada Senin (26/8/2019).

"Saya belum mendengar situasi ini mengenai dua panggilan yang disebutkan AS pada akhir pekan," ujar Geng Shuang Juru Bicara Kementerian Perdagangan China pada konferensi pers Selasa (27/8/19), dikutip CNBC International.

Lebih lanjut, Geng juga menyampaikan bahwa keputusan Negeri Paman Sam untuk menaikkan tarif impor bagi produk asal Tiongkok merugikan kedua belah pihak dan berharap AS untuk bertindak lebih rasional.

"Kami berharap bahwa AS dapat menjaga ketenangan, kembali ke rasionalitas, menghentikan praktik yang salah, dan menciptakan kondisi bagi kedua belah pihak untuk melakukan konsultasi atas dasar saling menghormati, kesetaraan, dan saling menguntungkan," tambahnya.

Media milik pemerintah China, Xinhua, juga memberikan ekspresi tegas bahwa China tidak akan menyerah dari tekanan AS.

"Dengan memainkan trik lama bullying dan tekanan maksimum, pemerintah AS telah meningkatkan ketegangan perdagangan berulang kali dan mencoba memaksa China untuk menerima tuntutan irasionalnya," tulis media tersebut seperti diwartakan CNBC International.

Ekonom dari Bank Nasional Australia, Tapas Strictland, mengatakan bahwa meningkatkan tekanan yang diberikan Trump pada China mengakibatkan mereka hanya memiliki sedikit ruang untuk berkompromi, di mana ini membuat peluang tercapainya kesepakatan dalam waktu dekat semakin tipis, dikutip dari CNBC International.

Ketidakpastian hubungan dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia tersebut kembali memantik aksi jual pelaku pasar, terutama pasar keuangan Benua Kuning yang tingkat resikonya cukup tinggi, seperti Singapura.

Pada hari ini tidak ada rilis data ekonomi dari Singapura.

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/dwa)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2Uai6Rz
via IFTTT

No comments:

Post a Comment