Usai pertemuan selama dua jam di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, presiden ke-5 RI itu menjelaskan, pertemuan ini seyogianya sudah terjadi beberapa waktu yang lalu. Namun, kesibukan masing-masing dalam mengurus Pemilihan Umum Legislatif maupun Presiden dan Wakil Presiden 2019 membuat pertemuan itu mundur.
"Beliau ini menagih terus karena katanya nasi goreng yang saya buat itu enak sekali. Katanya. Tapi setelah dibuktikan, memang enak," ujar Megawati seraya menyebut pertemuan itu bagian dari diplomasi politik nasi goreng.
Dalam kesempatan itu, Megawati mengatakan, perbedaan pendapat adalah sesuatu yang biasa. Yang utama adalah kepentingan bangsa dan negara. Semua bisa dibicarakan lewat sebuah diskusi.
"Silakan datang ke tempat saya kapanpun. Begitu juga Mas Bowo ingin bertemu dengan presiden kalau saya diminta menyampaikan saya sampaikan tapi sebaiknya ngomong sendiri saja sama Pak Jokowi pasti akan diterima dengan baik," kata Megawati.
"Tak ada koalisi dan ada oposisi dalam sistem ketatanegaraan kita. Kalau beda pilihan monggo saja sehingga yang namanya dialog sangat diperlukan. Semuanya adalah keputusan presiden terpilih karena pada beliaulah hak prerogatif itu ada, bukan pada saya. Kalau usul, saran, bisa saya sampaikan," lanjutnya.
Foto: Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. (Istimewa)
|
Sementara itu, Prabowo mengaku sangat berterima kasih atas jamuan Megawati. Baginya, hal itu merupakan suatu kehormatan.
"Sebenarnya sudah lama kedatangan saya sebagai suatu sowan kekeluargaan, saya dari dahulu dekat dengan Ibu dan keluarganya," kata Prabowo.
"[Beliau] Memenuhi janjinya memasak nasi goreng untuk kami, luar biasa nasi gorengnya, saya sampai nambah. Padahal beliau ingatkan saya untuk diet. Persahabatan, dan saya merasa mendapat perlakuan baik sejak dahulu. Mungkin kita berbeda sikap politik," lanjutnya.
Lantas, apakah masyarakat, termasuk pendukung 02, menerima pertemuan Megawati dan Prabowo?
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono menilai banyak masyarakat yang mendukung pertemuan itu.
"Dan hanya mereka yang kurang bisa meletakkan persoalan rakyat adalah persoalan yang lebih penting adalah mereka yang menolak atau kurang setuju," katanya.
Menurut Ferry, pertemuan kedua tokoh tersebut juga berdampak positif untuk ekonomi. Ia juga menganggap pertemuan yang terjadi di kediaman Megawati itu memiliki dampak positif.
"Pertemuan ini merupakan kelanjutan upaya rekonsiliatif pascapertemuan Pak Prabowo dan Presiden Jokowi, sehingga suasana kebersamaan ini berdampak terhadap dinginnya tensi politik dan modalitas awal menghadapi tantangan ke depan khususnya," ujar Ferry.
Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif menilai normatif pertemuan Prabowo dan Megawati.
"Doakan saja pertemuan tersebut ada manfaat buat bangsa dan umat," ucap Slamet saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (24/7/2019), seperti dikutip CNBC Indonesia, Kamis (25/7/2019).
"Indonesia untuk Indonesia, selamatkan kekayaan Indonesia. Keadilan hukum dan ekonomi," lanjutnya.
[Gambas:Video CNBC] (miq/miq)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/30RuE2o
via IFTTT
No comments:
Post a Comment