Pages

Wednesday, July 31, 2019

The Fed Tak Memberi Kejutan, Indeks Straits Times Anjlok

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama Singapura dibuka anjlok setelah Bank Sentral AS/The Fed mengindikasikan sinyal tidak akan ada lagi pemotongan suku bunga acuan dalam waktu dekat. Selain itu, tidak ada kejutan dari hasil dialog dagang lanjutan antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Indeks Straits Times (STI) dibuka anjlok 0,54% menjadi 3282,79 poin, dimana dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 3 mencatatkan kenaikan harga, 18 saham melemah, dan 9 saham tidak mencatatkan perubahan harga.


Pada Kamis (1/8/2019) dini hari The Fed mengumumkan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) sesuai ekspektasi pasar. Pemangkasan tersebut dilakukan mengingat pertumbuhan ekonomi global yang melambat dan juga untuk meredam inflasi, dilansir Reuters.

Sayangnya, Gubernur The Fed Jerome Powell menyampaikan bahwa keputusan tersebut bukanlah seri permulaan dari pemotongan suku bunga ke depan, dilansir Reuters.

Pernyataan tersebut langsung memantik aksi jual di pasar saham. Hal ini dikarenakan pelaku pasar memiliki ekspektasi besar bahwa The Fed akan kembali memangkas suku bunganya pada akhir tahun.

Analis mengatakan bahwa ketidakpastian adanya pemotongan suku bunga ke depan dikarenakan data tenaga kerja AS dan data konsumen yang masih kuat.

"Dengan tidak keluar dan menjanjikan lebih banyak pemotongan di masa depan, pasar tampaknya telah menafsirkan langkah kebijakan ini sebagai hawkish," ujar John Velis ahli strategi valas dan makroekonomi di BNY Mellon, seperti dikutip dari Reuters.

Di lain pihak, pertemuan perwakilan dagang AS dan China telah selesai kemarin (31/7/2019) dan dijadwalkan untuk bertemu kembali pada awal September di Washington, dilansir CNBC International.

Namun lagi-lagi isu yang dibahas masih seputar pemaksaan transfer teknologi, hak kekayaan intelektual, pembebasan bea impor, dan pertanian, dilansir CNBC International

Tidak ada informasi lebih lanjut mengenai sejauh mana perkembangan diskusi tersebut untuk mencapai kesepakatan dagang.

Pelaku pasar pun dibuat khawatir, karena jika perang dagang berlarut-larut, maka ekonomi Singapura yang sangat bergantung pada ekspor akan semakin tersakiti.

Pada hari ini tidak ada rilis data ekonomi dari Negeri Singa.

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/hps)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2STQBv5
via IFTTT

No comments:

Post a Comment