Sesuai dengan prediksi pelaku pasar ketua The Fed, Jerome Powell, memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 2,00%-2,25%. Namun, Powell mengindikasikan belum tentu ada lagi pemangkasan suku bunga, sesuatu hal yang membuat pelaku pasar "kecewa" dan membuat dolar AS kembali perkasa. Dolar ibaratnya mengatakan "good bye" sambil meninggalkan jauh lawan-lawannya.
Indeks dolar menguat 0,48% pada perdagangan Rabu yang berakhir dini hari tadi berapa jam setelah pengumuman suku bunga The Fed. Sementara pada pukul 8:37 WIB kembali naik 0,34% ke level 98,85 yang merupakan level tertinggi dua tahun, melansir data Refinitiv.
Lawan-lawan utama dolar benar-benar di tinggal jauh, euro melemah 0,25% dan berada di level terendah sejak 16 Mei 2017 dan yen melemah 0,4% dan berada di level terlemah dua bulan, sementara poundsteling melemah 0,26% dan berada di level terlemah sejak 17 Januari 2017.
Sikap The Fed yang tidak dovish sebenarnya sudah bisa diprediksi dalam beberapa hari terakhir, tetapi tetap saja pelaku pasar punya harapan bank sentral paling powerful di dunia ini akan agresif dalam memangkas suku bunga.
Indikasi The Fed tidak akan agresif dalam memangkas suku bunga sudah muncul sejak pekan lalu setelah pengumuman kebijakan moneter European Central Bank (ECB), dan diperkuat dengan pengumuman oleh Bank of Japan (BOJ) Selasa kemarin.
Kedua bank sentral tersebut tidak terlalu dovish saat mengumumkan kebijakan moneter, yang menjadi indikasi tidak akan ada stimulus moneter besar-besaran. Padahal kondisi ekonomi zona euro dan Jepang tidak lebih baik dari Negeri Paman Sam.
Jika ECB dan BOJ Cuma dovish, kenapa The Fed harus lebih dovish?
Dalam konferensi pers dini hari tadi, Powell mengatakan pemangkasan suku bunga yang dilakukan merupakan "penyesuaian di pertengahan siklus", yang dijelaskan sebagai transisi kebijakan The Fed yang dimulai saat kali terakhir menaikkan suku bunga akhir tahun lalu, kemudian menahannya selama enam bulan, dan pada akhirnya dipangkas 25 bps.
Powell juga menjabarkan jika masa transisi yang dimaksud bukan merupakan periode awal dari siklus pemangkasan suku bunga yang panjang seperti terjadi pada masa resesi. Ia dan para anggota pembuat kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC) tidak melihat hal tersebut akan terjadi.
Usai pernyataan tersebut peta permainan berubah, pelaku pasar kini memprediksi The Fed kemungkinan akan memangkas suku bunga satu kali lagi di tahun ini, atau bahkan tidak melakukan pemangkasan lagi. Dolar bisa jadi terus berjaya pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/hps)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2STSU1d
via IFTTT
No comments:
Post a Comment