Per akhir sesi dua Senin kemarin (22/7/2019), IHSG melemah 0,36% ke level 6.433,55. IHSG lantas memutus rentetan penguatan selama 2 hari perdagangan beruntun pekan lalu.
Kinerja IHSG senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang sedang kompak ditransaksikan melemah: indeks Nikkei turun 0,23%, indeks Shanghai ambruk 1,27% indeks Hang Seng jatuh 1,37%, indeks Straits Times melemah 0,68%, dan indeks Kospi terkoreksi 0,05%.
Pekan ini, emiten di Bursa Efek Indonesia mulai ramai merilis laporan keuangan semester I-2019, simak ulasan aksi korporasi.
1. Laba Emiten Milik Erick Thohir Amblas di Q2, Sahamnya Gimana?
Emiten radio yang dimiliki oleh Grup Mahaka di bawah kendali pengusaha Erick Thohir, PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) mencatatkan laba bersih pada semester I-2019 sebesar Rp 14,08 miliar. Raihan itu turun 21% dari periode yang sama tahun lalu Rp 17,73 miliar.
2. Mampu Cetak Laba Semester I Rp 34 M, Saham Latinusa Terbang
Perusahaan berhasil mengantongi keuntungan dengan membukukan laba bersih sebesar US$ 2,41 juta atau Rp 33,76 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya, NIKL membukukan kerugian US$ 1,5 juta atau Rp 21,02 miliar.
Faktor penentu yang membuat perusahaan berhasil mencatatkan keuntungan adalah fakta bahwa NIKL tak lagi menorehkan kerugian dari selisih kurs.
3. Laba Mayora Tumbuh 10%, Tapi Sayang Marjin Laba Turun
Senin kemarin (22/7/2019) produsen makanan dan minuman, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) baru saja merilis laporan keuangan kuartal kedua, dimana performanya sedikit lebih baik dari capaian kuartal pertama tahun ini.
Hingga paruh pertama 2019, total pemasukan yang ditorehkan MYOR tumbuh 11,48% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 12,06 triliun dari sebelumnya 10,82 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Yang ada di RP 10,82 triliun.
4. Makin Kisruh! 7 Pemegang Saham Jababeka Gugat Hasil RUPST
Para pemilik saham PT Industri Kawasan Jababeka Tbk (KIJA) sepertinya berusaha keras untuk mencegah terjadinya resiko gagal bayar atas utang obligasi senilai US$ 300 juta yang dirilis oleh anak usahanya, Jababeka International B.V (JIBV).
Melansir keterbukaan informasi hari ini (22/7/2019), kuasa hukum dari 7 individu atau perusahaan yang secara total memiliki sekitar 5% saham KIJA mengajukan gugatan terhadap keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perusahaan pada tanggal 26 Juni 2019.
5. Setelah S&P, Fitch Juga Naikkan Peringkat Lippo Karawaci
Aksi korporasi yang mendulang dana besar membuat dua lembaga pemeringkat internasional mendongkrak kembali rating perusahaan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR). Setelah pekan lalu S&P Global Ratings, kali ini Fitch Ratings juga ikut meningkatkan kembali rating ini menjadi BB+ dari BB-.
Peningkatan rating dengan outlook stabil ini merupakan kenaikan dua tingkat. Hal ini ditunjang oleh penguatan likuiditas LPKR serta terbatasnya risiko pembiayaan kembali.
6. Harga Batu Bara Sedang Jatuh, PSSI dapat Kontrak Rp 219 M
Emiten pelayaran PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) mendapatkan kontrak baru senilai US$15,7 juta atau setara Rp 218,95 miliar. Kontrak baru tersebut merupakan kontrak jangka panjang untuk pengangkutan dan pemindahan muatan batu bara.
7. Rating Jadi Sampah, APLN Tunggu Suntikan Pemegang Saham
PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) tengah berupaya untuk memperoleh suntikan pendanaan dari pemegang saham untuk dapat melakukan pembayaran dari sejumlah kewajiban yang akan jatuh tempo di tahun ini.
Hal ini sejalan dengan kondisi ketatnya likuiditas perusahaan yang membuat rating atau peringkat perusahaan diturunkan menjadi CCC- dari sebelumnya B- oleh Fitch Ratings.
8. IPO 2 Anak Usaha Wika Tak Jelas, Tak Dapat Izin Menteri BUMN
Rencana PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) melakukan divestasi dua anak usaha melalui penawaran perdana saham (initial public offering/IPO) masih belum dapat restu dari Kemeterian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Padahal dua anak usaha perseroan diagendakan akan melakukan aksi korporasi mulai pertengahan tahun ini.
9. Saham Melesat 17%, Kapitalisasi Candra Asri Balik ke Rp 100 T
Saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) kembali masuk pada jajaran saham elit berkapitalisasi besar (big cap). Lonjakan pada harga saham yang mencapai 17% sepanjang minggu lalu membuat kapitalisasi pasar (market cap) TPIA tembus Rp 100 triliun akhir minggu lalu.
10. Tiba-tiba Melesat di Akhir Sesi, Saham BCA Cetak Rekor Lagi
Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tampaknya mendapat 'roda' tambahan yang membuatnya terus melaju dalam sepekan terakhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Bahkan pada awal pekan ini, Senin (22/7/2019), perusahaan lagi-lagi memecahkan rekor harga tertinggi dengan menutup perdagangan menembus Rp 31.450/saham atau menguat 1,45%.
(tas)from CNBC Indonesia https://ift.tt/2Ym9D2f
via IFTTT
No comments:
Post a Comment