JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menilai tidak mudah untuk menahan pelemahan dan menaikkan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pasalnya, kondisi defisit transaksi berjalan turut menyumbang pada pelemahan Rupiah.
Saat ini Rupiah melemah hingga sempat menyentuh level Rp14.600 per USD. Melansir Bloomberg Dollar Index, Senin (20/8/2018) Rupiah pada perdagangan spot exchange mengalami perbaikan ke level Rp14.588 per USD.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah menyatakan, penguatan dolar AS terhadap mata uang negara-negara di dunia tak semua negara bisa melawannya.
"Tidak semua negara bisa membalik dolar AS. Semua (mata uang) melemah," ujarnya di Gedung BI, Jakarta, Senin (20/8/2018).
Dia menyebutkan, hingga saat ini Rupiah terdepresiasi 7%. Angka ini lebih rendah dari Rupee India yang melemah 9%, atau bahkan Lira Turki yang melemah 30%.
"Banyak negara lain yang (melemah) 20%. Oleh sebab itu dilakukan intervensi untuk menjaga supaya tidak terjadi lonjakan-lonjakan (tajam)," katanya.
Dengan intervensi yang dilakukan Bank Sentral maka pelemahan dinilai terjadi secara perlahan atau pelan-pelan. Hal ini tidak menimbulkan pelemahan yang secara tiba-tiba dan dalam, sehingga tidak menimbulkan kepanikan pasar.
Namun dengan kondisi defisit transaksi berjalan saat ini dan penguatan dolar secara global maka dinilai sulit untuk membalikkan tren penguatan pada Rupiah.
"Apa mungkin (membalikkan penguatan) dengan (kondisi) CAD dan dolar AS yang secara global menguat? Jadi itu yang kita lakukan, yakni supaya melemah secara gradual (perlahan)," tambahnya.
Kendati demikian, menurutnya kondisi saat ini masih didukung dengan cadangan devisa yang masih dalam kondisi aman. Dia menjelaskan, selain intervensi di pasar Surat Berharga Negara (SBN), BI juga lakukan intervensi pasar valuta asing (valas), dengan lelang Foreign Exchange (FX) swap agar pelemahan Rupiah tidak terjadi secara signifikan.
(dni)
from Sindikasi welcomepage.okezone.com kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2Bttjae
No comments:
Post a Comment