Pada perdagangan Jumat ini (27/9/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan kembali melanjutkan penguatan yang terjadi kemarin. Rentang pergerakannya diperkirakan berada pada level 6.235 hingga 6.300.
Dari bursa saham Amerika Serikat (AS), tiga indeks utama berakhir secara negatif akibat langkah pemakzulan (impeachment) Presiden AS Donald Trump oleh pesaingnya yakni para politisi Demokrat. Tiga indeks utama akhirnya tergelincir seperti: Indeks S&P 500 negatif 0,24%, Nasdaq Composite turun 0,58%, dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) terselip 0,3%.
Seperti diberitakan Reuters, sebagian besar saham mampu menipiskan pelemahan di akhir perdagangan setelah China dikatakan bersedia membeli lebih banyak produk A.S.
Wang Yi selaku diplomat dan politisi China, juga mengatakan pemerintahan Trump telah menunjukkan itikad baik dengan menghapuskan tarif pada banyak produk China.
Sebelumnya, Partai Demokrat merilis laporan pengungkapan fakta (whistleblower) yang menuduh Presiden Trump tidak hanya menyalahgunakan jabatannya dalam upaya meminta campur tangan asing dalam Pilpres 2020, tetapi juga mencoba "mengunci" bukti tentang perilaku tersebut.
Sementara itu saham Facebook menjadi hambatan terbesar bagi indeks S&P 500 dengan koreksi harga 1,5% setelah Departemen Kehakiman AS akan membuka penyelidikan (antitrust) perusahaan media sosial tersebut.
Dari dalam negeri, investor asing berbalik arah setelah sebelumnya cenderung melakukan aksi jual saham. Asing kemarin membukukan beli bersih (net sell) yang mencapai Rp 218 miliar di pasar reguler.
Secara teknikal, peluang IHSG kembali menguat pada akhir pekan ini sangat terbuka lebar. Pola lilin putih (white marubozu) yang diikuti lesatan kenaikan (gap up) di awal perdagangan memperkuat sinyal penguatan. Selain itu, IHSG kemarin ditutup pada level tertinggi hariannya yang memperkuat sinyal tersebut.
Potensi tersebut diperkuat indikator teknikal Relative Strength Index (RSI), yang mengarah naik pertanda IHSG sedang bullish. Indikator tersebut juga memberi sinyal bahwa IHSG belum menyentuh titik jenuh belinya (overbought), sehingga potensi penguatan cukup terbuka.
Sumber: Tim Riset CNBC Indonesia, Refinitiv
|
TIM RISET CNBC INDONESIA (yam/tas)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2n85tKc
via IFTTT
No comments:
Post a Comment