Jakarta, CNBC Indonesia - Biasanya,suku bunga moneter yang tinggi membuat nilai tukar mata uang cenderung menguat. Dolar Australia kali ini membuktikannya, dengan menguat sepekan ini melawan rupiah.
Rupiah mengalami depresiasi terhadap Dolar Aussie setelah Reserve Bank of Australia (RBA) mempertahankan suku bunga acuan pada Selasa. Menyambut itu, Dolar Australia menguat hat-trick alias 3 hari berturut-turut, sebelum kemudian sedikit terkoreksi pada Jumat.
Dari Senin hingga Jumat (6/9/2019), rupiah terhitung melemah 0,97% atau 94,36 poin secara mingguan ke level 9.646,01 per dolar Aussie. Pada akhir pekan sebelumnya, rupiah di level 9.551,65 per dolar Australia, melansir data Refinitiv.
Selama sepekan ini, mata uang Negeri Kanguru ini mendapat banyak sentimen positif yang membuatnya naik ke level terkuat 2 pekan melawan rupiah. Pengumuman bank sentral Australia pada hari Selasa (3/9/19) menjadi awal penguatan dolar Australia.
RBA mempertahankan suku bunga 1%, dan memilih menunggu efek dari pemangkasan suku bunga yang sudah dilakukan sebelumnya terhadap perekonomian Australia di kuartal IV-2019. Ini membuat imbal hasil (yield) obligasi pemerintahnya menjadi lebih kompetitif sehingga investor berminat mengoleksinya dengan menukar mata uang mereka ke dolar Aussie.
Di sisi lain, Bank Indonesia telah memangkas suku bunga acuan dua bulan berturut-turut sebesar 50 basis poin (bp) ke 5,5%. Rapat dewan gubernur (RDG) selanjutnya akan digelar pada 18-19 September.
Kabar bagus lain dari pihak Australia datang dari Biro Statistik Australia yang melaporkan data pertumbuhan ekonomi Australia pada kuartal II-2019 sebesar 0,5% atau sama dengan pertumbuhan kuartal sebelumnya. Artinya, tak ada perlambatan ekonomi seperti yang ditakutkan sebelumnya. Dolar Australia pun berhasil menguat 3 hari beruntun hingga Kamis.
Namun, rilis data cadangan devisa Indonesia yang meningkat membuat Mata Uang Garuda kembali digdaya. Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa nasional naik US$ 500 juta pada Agustus menjadi US$ 126,4 miliar, dari bulan sebelumnya yang sebesar US$ 125,9 miliar.
Tapi jangan sedih.. Jika dihitung sepanjang tahun berjalan (year to date), rupiah masih terhitung unggul terhadap dolar Australia dengan menguat 4,8% atau 486,93 poin dari posisi penutupan akhir tahun lalu pada 10.132,94. Dengan kata lain, setiap 100 dolar Aussie yang anda simpan sejak perayaan Tahun Baru, ada laba selisih kurs senilai Rp 48.693.
TIM RISET CNBC INDONESIA(ags/ags)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2ZLOHmX
via IFTTT
No comments:
Post a Comment