Pasalnya, MRT Jakarta, kata William sudah memiliki pengalaman dalam membangun transportasi kereta yang berada di bawah tanah berbasis listrik.
"Kami [MRT Jakarta] sudah pengalaman. Oleh sebab itu, kita siap menjadi benchmark bahkan siap dukung secara teknis," ujarnya di kantornya, Kamis (26/9/2019).
Kendati demikian, sampai saat ini belum ada obrolan itu dari pemerintah pusat.
"Belum mendapatkan permintaan [dari pemerintah pusat]. Tapi sudah mendengar berbagai ide katanya akan dibangun sistem transportasi modern," kata dia melanjutkan.
Dia menyarankan, apabila ingin membangun transportasi massal seperti MRT, sebaiknya Kementerian Perhubungan sudah harus mulai melakukan perencanaan dan penugasan dari sekarang.
"Pada prinsipnya MRT berjalan di Jakarta. Tapi kami membuka diri," ucap dia.
Disisi lain, William optimistis, apabila ibu kota baru jadi direalisasikan, penurunan penumpang pada MRT di Jakarta tidak akan berkurang signifikan.
Bahkan kata dia, saat ini pihaknya menargetkan bisa menghadirkan 100.000 penumpang per harinya.
Selain itu pihaknya akan menambah rute baru hingga 230 km yang masih akan terus digangun. "Jakarta itu macet, kita optimis tidak ada penurunan penumpang [jika IKN jadi dipindahkan]," ujarnya. (hps/hps)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2lZLOwa
via IFTTT
No comments:
Post a Comment