Pages

Thursday, July 18, 2019

China Blok Impor Batu Bara (Lagi), Harga Semakin Tertekan

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara Newcastle kembali terkoreksi akibat blokade impor batu bara di sejumlah pelabuhan utama China.

Pada penutupan sesi perdagangan hari Kamis (18/7/2019), harga batu bara Newcastle kontrak pengiriman Agustus melemah 0,27% ke posisi US$ 75/metrik ton. Sehari sebelumnya, harga batu bara yang sama melesat 1,35%.

Sejak hari Senin (15/7/2019) proses pemeriksaan (custom clearance) untuk seluruh batu bara impor (seaborne) di pelabuhan Guanxi dan Jiangtang dihentikan untuk sementara waktu, seperti yang dikutip dari S&P Global Platss (S&P). Sebelumnya S&P mengabarkan bahwa pelabuhan Caofeidian juga telah menghentikan pemeriksaan pada batu bara impor.

Menurut sumber S&P, kebijakan tersebut dilakukan karena stok batu bara impor yang melimpah di sejumlah pelabuhan.

Sebagaimana yang telah diketahui, pemerintah China telah membatasi kuota batu bara impor sejak tahun 2017. Kebijakan tersebut masih akan terus berlanjut setidaknya hingga akhir tahun 2019.

Kuota impor yang ditetapkan pada tahun 2019 adalah sama dengan impor tahun sebelumnya, yaitu 280,8 juta ton. Pemerintah China berencana untuk menahan laju pertumbuhan batu bara impor demi melindungi produsen lokal.

Namun, sepanjang semester I-2019, China telah mengimpor batu bara (thermal dan metalurgical) sebanyak 154 juta metrik ton atau naik 6,4% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan jumlah impor tersebut menjadi pertanda bahwa kuota di semester I-2019 telah habis. Alhasil pemerintah setempat menerapkan kebijakan blokade untuk waktu yang belum bisa diprediksi.

Kini aliran batu bara impor ke China masih tak pasti.

"Sulit untuk mengimpor batu bara sekarang, saya pikir harga batu bara impor akan terus melemah karena ketidakpastian kebijakan," ujar salah satu pelaku pasar di Singapura, dikutip dari S&P.

Sebagaimana yang telah diketahui, China merupakan konsumen terpenting di pasar batu bara global. Dari total batu bara yang diperdagangkan di tahun 2018, 22% di antaranya dikirim ke China. Sementara 19% dikirim ke India.

Kala permintaan dari China terhenti, maka keseimbangan fundamental (pasokan-permintaan) global semakin timpang dan membebani harga batu bara.

TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/hps)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2O4go4L
via IFTTT

No comments:

Post a Comment